A.
Latar Belakang
Olahraga merupakan
salah satu bentuk perilaku manusia yang sangat memerlukan suatu kondisi fisik
atau keadaan tubuh yang prima. Kondisi fisik merupakan suatu komponen yang
tidak dapat dipisahkan dari aktivitas manusia karena kondisi fisik yang prima
adalah suatu syarat yang sangat diperlukan untuk peningkatan prestasi pada
seorang atlet. Banyak olahraga yang membutuhkan kondisi fisik yang prima
diantaranya cabang olahraga permainan. termasuk cabang olahraga bola voli.
Permainan bola voli
merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat,
sebab sarana dan prasarananya sederhana dan mudah didapatkan. Kenyataan ini
dapat dilihat diseluruh pelosok tanah air, mulai dari kota besar hingga
desa-desa terpencil. Permainan olahraga bola voli merupakan salah satu cabang
olahraga yang dapat dimainkan oleh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, maupun
orang tua dan permainan bola voli tidak hanya digemari oleh laki-laki tetapi
juga oleh perempuan.
Selain itu, permainan
bola voli pada masa sekarang ini bukan hanya sebagai olahraga rekreasi yang
banyak digemari oleh masyarakat melainkan olahraga ini telah menjadi olahraga
prestasi, apalagi permainan bola voli sekarang sudah dikelolah dengan baik dan
profesional. Hal ini terlihat dengan munculnya turnamen atau kejuaraan antar
klub bola voli yang rutin dilakukan setiap tahun.
Olahraga bola voli yang
dipertandingkan dalam berbagai pesta olahraga seperti PON, Asian Games dan Olympiade, mengakibatkan permainan bola voli
semakin populer dan berkembang pesat apalagi permainan bola voli ini dapat
dilaksanakan di lapangan terbuka dan lapangan tertutup. Perkembangan terakhir
olahraga permainan bola voli yakni dapat di mainkan di pasir yang kemudian lebih
populer dengan sebutan permainan voli pantai.
Permainan bola voli
adalah salah satu cabang olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu dan tiap
regu terdiri dari enam orang pemain yang sudah menguasai teknik permainan bola
voli. Selain menguasai teknik permainan, seorang pemain juga harus memiliki kemampuan yang bersifat
individu.
Permainan bola voli
memerlukan unsur fisik sangat menunjang penampilan seorang pemain. Adapun unsur
fisik yang dimaksud antara lain: kekuatan, daya tahan, daya otot,
kecepatan, kelentukan, kelincahan, keseimbangan, ketepatan, reaksi dan koordinasi Sajoto
(1995:8-10). Semua unsur fisik tersebut
harus dilatih secara bertahap supaya menghasilkan kemampuan yang baik. Peneliti
hanya memfokuskan penelitiannya pada kelentukan togok belakang dan daya ledak
lengan terhadap kemampuan jumping service
yang sebenarnya masih banyak unsur fisik yang mempengaruhi kemampuan servis
ini.
Kelentukan togok sangat penting untuk menghasilkan kemampuan untuk
melakukan servis yang maksimal jika dilatih dengan baik, sedangkan daya ledak
lengan juga sangat penting untuk kemampuan memukul bola pada saat jumping service. Hal itu yang membuat
peneliti tertarik untuk mengambil judul”Kontribusi kelentukan togok belakang,
daya ledak lengan terhadap kemampuan jumping
service dalam permainan bola voli pada club
SMA Negeri 1 Torue. Selain itu juga berdasarkan pengalaman peneliti bahwa
ketiga unsur di atas mempunyai hubungan terhadap kemampuan jumping service, untuk itu peneliti ingin membuktikan dengan
penelitian. apakah ketiga unsur tadi mempunyai hubungan yang signifikan
terhadap kemampuan jumping service
Alasan peneliti mengambil penelitian ini adalah bahwa pada club bola voli SMA Negeri 1 Torue,
menurut informasi dari pelatih bahwa kemampuan jumping service belum maksimal, apalagi pada saat pelaksanaan
latihan servis para pemain masih sangat kurang maksimal dalam melakukannya.
Karena servis ini sulit dilakukan dengan maksimal bagi pemain pemula yaitu para
pemain club SMA yang pemainnya adalah
siswa SMA Negeri 1 Torue. Sehingga di setiap pertandingan yang berada
di Kabupaten PARIMO club ini selalu
tersisihkan. Karena tidak memiliki servis yang akurat untuk menyerang lawannya.
Sementara para pemain yang berada di club
ini telah memiliki fasilitas yang memadai. Hanya mereka saja yang kurang
rutin untuk berlatih fisik agar lebih terjaga. Khususnya melatih kelentukan
togok belakang, daya ledak lengan.
Berdasarkan
masalah diatas, maka peneliti akan diarahkan pada analisis Kontribusi kelentukan
togok belakang dan daya ledak lengan dengan kemampuan jumping service dalam permainan bola voli pada club SMA Negeri 1
Torue.
B.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut
:
1.
Apakah ada
kontribusi kelentukan togok belakang dengan kemampuan jumping service dalam permainan bola voli pada club SMA Negeri 1 Torue ?
2.
Apakah ada
kontribusi daya ledak lengan dengan kemampuan jumping service dalam permainan bola voli pada club SMA Negeri 1 Torue ?
3.
Apakah ada
kontribusi kelentukan togok belakang dan daya ledak lengan dengan kemampuan jumpumping service dalam permainan bola
voli pada club SMA Negeri 1 Torue ?
C.
Tujuan Masalah
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui
apakah ada kontribusi kelentukan togok belakang dengan kemampuan jumping service dalam permainan bola
voli pada club SMA Negeri 1 Torue ?
2.
Untuk mengetahui
apakah ada kontribusi daya ledak lengan dengan kemampuan jumping service dalam permainan bola voli pada club SMA Negeri 1 Torue ?
3.
Untuk mengetahui
apakah ada kontribusi kelentukan togok belakang dan daya ledak lengan dengan
kemampuan jumping service dalam
permainan bola voli pada club SMA
Negeri 1 Torue ?
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian ini erat kaitannya dengan pokok-pokok pikiran yang melatarbelakangi
masalah. Dengan diketahuinya gambaran mengenai, kontribusi kelentukan togok belakang dan daya ledak lengan dengan
kemampuan jumping
service dalam permainan bola voli pada club SMA Negeri 1 Torue, maka penulis dapat memberi manfaat
dari penelitian tersebut adalah:
1.
Bagi Siswa atau
atlet
Sebagai
bahan masukan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu keolahragawa yang
menyangkut tentang kontribusi kelentukan togok belakang dan daya ledak lengan
terhadap kemampuan jumping service.
2. Bagi
Pembina dan Pelatih Olahraga
Sebagai
bahan perbandingan bagi pembina dan pelatih olahraga, khususnya olahraga bola
voli yang berada di Kabupaten PARIMO dan sekitarnya.
3. Bagi Guru dan pembina
Dapat
memberikan pengalaman untuk pembinaan siswa atau atlet dalam meningkatkan
kemampuan jumping service bagi siswa
dan atlet.
4. Bagi
sekolah
Dapat
dijadikan sebagai acuan untuk perkembangan anak sekolah dalam bidang olahraga
bola voli.
5. Bagi
Peneliti
Merupakan
sumbangan yang dapat berguna bagi Mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan
Rekreasi guna untuk meningkatkan kemampuan jumping
service dalam cabang olahraga bola voli.
6. Bagi
Universitas Tadulako
Sebagai bahan
perbandingan bagi mahasiswa yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut dengan memperhatikan berbagai sudut pandang permasalahan yang lebih
luas.
E.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap masalah tersebut di atas, sedangkan untuk
kebenarannya harus diuji melalui hasil penelitian. Pola kontribusi variabel
penelitian secara hipotesis sebagai berikut:
1.
Ada kontribusi
kelentukan togok belakang dengan kemampuan jumping
service dalam permainan bola voli pada club
SMA Negeri 1 Torue ?
2.
Ada kontribusi
daya ledak lengan dengan kemampuan jumping
service dalam permainan bola voli pada club
SMA Negeri 1 Torue ?
3.
Ada kontribusi
kelentukan togok belakang dan daya ledak lengan dengan kemampuan jumping service dalam permainan bola
voli pada club SMA Negeri 1 Torue ?
F.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang
lingkup penelitian ini hanya terbatas pada kontribusi kelentukan togok belakang
dan daya ledak lengan dengan kemampuan jumping
service dalam permainan bola voli pada club
SMA Negeri 1 Torue.
G.
Devinisi Operasional Fariabel
Menghindari terjadinya
pengertian yang keliru tentang konsep variabel yang terlibat dalam ini,
batasan-batasan variabel yang terlibat akan dijelaskan secara operasional
sebagai berikut :
1. Jumping service yang
dimaksudkan pukulan
yang dilakukan dengan jumping dari daerah belakang garis lapangan melampaui net ke daerah
lawan. Pukulan ini dilakukan
pada permulaan dan setelah terjadinya setiap kesalahan ( M.
Maryanto, 1993 : 114 ) .
2.
Kelentukan togok belakang menurut Harsono (1988:163) adalah kemampuan
untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan
oleh elastisitas tidaknya otot-otot tertentu, tendo dan ligament, sedangkan
menurut Sajoto (1988:58) bahwa kelentukan adalah keefektifan seseorang dalam
penyesuaian dirinya untuk melakukan segala aktifitas tubuh dengan penguluran
seluas-luasnya terutama otot-otot, ligment-ligment di sekitar persendian.
3.
Daya ledak lengan menurut Juliantine, dkk., 2007 adalah kemampuan otot untuk
menggerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat.
H.
Kajian Pustaka
1.
Hakekat Permainan Bola Voli
Menurut Suharno HP (1985 : 1), permainan bola voli
adalah cabang olah raga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing –
masing regu terdiri dari 6 orang pemain dan di setiap lapangan dipisahkan oleh
net. Pantulan bola yang dimainkan boleh menggunakan seluruh anggota badan. Maksud
dan tujuan dari permainan ini adalah menjatuhkan bola di lapangan lawan melewai
atas net dengan syarat pantulan sempurna dan bersih sesuai dengan peraturan.
Permainan dimulai dengan pukulan bola servis. Bola harus dipukul dengan satu
tangan ke arah lapangan lawan melewati net.
Setiap regu dapat memainkan bola sampai tiga kali
pantulan untuk dikembalikan (kecuali perkenaan bola saat membendung). Dalam
permainan bola voli hanya regu yang menang satu rally permainan
memperoleh satu angka, hingga salah satu regu menang dalam pertandingan dengan
terlebih dahulu mengumpulkan minimal dua puluh lima angka dan untuk set
penentuan lima belas angka.
Menurut M. Yunus (1992: 68), Teknik adalah cara
melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara
efisien dan efektif. Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai
cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan –
peraturan yang berlaku dalambola voli untuk mencapai hasil yang optimal.
Sedangkan menurut Suharno HP (1979 : 11), Teknik
adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek
dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang
permainan bola voli. Untuk meningkatkan prestasi bola voli, teknik ini erat
sekali hubungannya dengan gerak, kondisi fisik, taktik dan mental. Teknik dasar
bola voli harus betul – betul dikuasai terlebih dahulu guna dapat mengembangkan
mutu prestasi permainan bola voli. Penguasaan teknik dasar merupakan salah satu
unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam suatu
pertandingan di samping unsur – unsur kondisi fisik, taktik dan mental.
Menurut Suharno HP (1979 : 11), Syarat penting dalam
penguasaan teknik dasar bola voli mengingat hal – hal sebagai berikut :
1) Hukuman
terhadap pelanggaran permainan yang berhubungan dengan kesalahan dalam
melakukan teknik.
2) Karena
terpisahnya tempat antara regu yang satu dengan yang lainnya,sehingga tidak ada
terjadinya adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit
terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama.
3) Banyaknya
unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan teknik ini antara
lain : membawa bola, menyenduk bola,mendorong bola, mengangkat bola, pukulan
rangkap dan bola tertahan.
4) Permainan
bola voli adalah permainan cepat, artinya waktu untuk memainkan bola sangat
terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan memungkinkan
timbulnya kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar.
5) Penggunaan
taktik-taktik yang tinggi hanya dimungkinkan kalau penguasaan teknik dasar dan
tinggi dalam permainan bola voli sudah cukup sempurna.
Berdasarkan syarat penguasaan teknik dasar bola
voli, maka teknik – teknik dasar permainan bola voli dapat dibedakan sebagai
berikut :
a.
Jumping service
Service adalah suatu tindakan untuk
memasukan bola kedalam permainan oleh pemain belakang kanan, yang memukul bola
itu dengan satu tangan atau lengan dari daerah servis ( Nuril Ahmadi, 2007 : 38
). Pendapat lain pukulan service adalah pukulan pertama yang
mengawalirentetan bolak baliknya bola dalam permainan (A. Sarumpet dkk
,1992:95). Dengan demikian, jumping
service merupakan suatu service
(tindakan memasukan bola kedalam permainan oleh pemain belakang) yang disertai
dengan gerakan melompat vertical
(keatas). Gerakan jumping service hampir sama dengan gerakan smash.
Bedanya smash dilakukan dalam
permaianan (saat permaianan berlangsung), sedangkan jumping service sebagai
gerakan permulaan dalam permainan. Jumping
service ini dilakukan dalam permainan bola voli sebagai perkembangan service itu sendiri dan gabungan antara service dengan kebiasaan melompat dalam permainan
bola voli.
Menurut M. Yunus (1992 : 69), servis merupakan
pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan
permainan, teknik saat ini hanya sebagai permukaan permainan, tapi jika
ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat
nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Dieter Beutelstahl (2005 : 8)
servis adalah sentuhan pertama dengan bola. Mula – mula servis ini hanya
dianggap sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai
permainan. Tetapi servis ini kemudian berkembang menjadi suatu senjata yang ampuh
untuk menyerang. Jadi teknik dasar ini tak boleh kita abaikan, dan harus kita
latih dengan baik terus menerus.
Seperti pada teknik service yang lain, jumping
Service adalah pukulan bola yang dilakukan dari daerah belakang garis
lapangan melampaui net ke daerah lawan. Pukulan service dilakukan
pada permulaan dan setelah terjadinya setiap kesalahan ( M. Maryanto,
1993 : 114 ) . Jumping Service muncul setelah ada perkembangan baru
tentang sevice. Pada awalnya service hanya sekedar pemberian bola kepada
lawan dan setelah bola diterima lawan mulailah permainan yang sebenarnya. Tetapi
perkembangan kemudian ternyata service dapat juga berupa serangan. Hal
ini dapat terlihat sewaktu pemegang service melakukannya dengan service
melompat atau Jumping Service ( M. Yunus, 1992 : 69 ). Service sangat
penting diberikan, karena merupakan salah satu factor penentu keberhasilan
permainan bola voli ( Agus Margono, dkk., 1993 : 192 ).
Di situs (http://brammultiply.com.journal)
dijelaskan bahwa jumping service merupakan salah satu senjata ampuh untuk mengacaukan serangan kombinasi
lawan, sebuah team memerlukan minimal 2 s/d 3 orang jumping service yang dapat mengacaukan irama permainan lawan. Keuntungan
menggunakan jumping service adalah :
a) Dapat
menjatuhkan mental lawan,
b) Mempersulit
lawan untuk membangun serangan,
c) Memudahkan
blocker untuk melakukan bendungan,
d) Memudahkan
kerja defender (pembela).
Teknik
dalam melakukan jumping service,
sebagai berikut :
a) Awalan ± 4
langkah, hal ini untuk mendapatkan power yangcukup
b) Lompat pada langkah ke 4 diluar
garis belakang dan jatuh didalam lapangan,
c) Lemparan tidak dari belakang tetapi
dari samping badan agardapat terlihat dan mudah mengontrol putaran bola kedepan,
d) Ayunan tangan sama seperti melakukan
Spike Bola Tinggi(Open Spike),
e) Step ketiga baru bola dilempar
keatas, setelah melakukan stepsekali lagi server meloncat dan memukul bola, dan
f) Gerakan harus harmonis dan
berkesinambungan dan konsisten seperti gerakan spike, tidak terpatah patah atau
terputus.
Gambar 1. Teknik Melakukan Jumping service
M. Yunus, (1992 : 69)
Gambar 1. Analisis Gerakan Jumping service
M. Yunus, (1992 : 70)
Sebagai catatan, sewaktu mengambil awalan, tolakan
kedua kaki berada dibelakang garis (tidak boleh menginjak garis belakang), tapi
pendaratan setelah memukul, boleh menginjak garis atau mendarat jauh didalam
lapangan sesuai Sebagai catatan, sewaktu mengambil awalan, tolakan kedua kaki
berada dibelakang garis (tidak boleh menginjak garis belakang), tapi pendaratan
setelah memukul, boleh menginjak garis atau mendarat jauh didalam lapangan
sesuai.
Berikut
ini elemen-elemen gerakan jumping service
yang harus dikuasai olehseorang pemain agar jumping serive dapat dilakukan
dengan baik dan benar.
1.
Melambungkan
bola
Lambungan
bola melambungkan bola merupakan eleman yang harus dikuasai, sebab
teknik ini sangat mempengaruhi keberhasilan jumping service. Lambungan yang benaradalah kurang lebih setinggi 3
meter agak kedepan badan, tetapi yang perludiperhatikan adalah bagaimana
caranya lambungan tersebut dapat dipukul denganmudah dalam jumping service. Dengan lambungan yang sempurna akan lebih memudahkan untuk melakukan jumping service.
2.
Awalan
Posisi
awalan bervariasi tergantung pada pemain, awalan jumping servicedilakukan
sekitar 3 meter. Awalan ini berguna sekali untuk memperoleh posisiawal yang
mantap untuk melakukan lompatan sehingga memperoleh lompatanyang tinggi, dengan
waktu atau saat yang tepat berguna untuk memukul boladengan keras dan dengan
waktu yang tepat. Karena dengan awalan yang tepatdapat menghindari terjadi
kesalahan seperti menginjak garis akhir pada saatmelakukan tolakan.
3.
Lompatam
Lompatan merupakan gerak dari
awalan. Lompatan Vertical dilakukandengan
tumpuan dua kaki, kedua lengan terayun untuk membantu memperkuatlompatan
sehingga diperoleh lompatan vertical yang
tinggi dan dengan mudahpemain dapat memukul bola. Semakin tinggi lompatan yang
dilakukan maka bolayang dihasilkan oleh pelaku servis dapat menukik dengan
tajam dan cepatsehingga sulit diantisipasi oleh lawan.
4.
Pukulan
Gerakan selanjutnya adalah memukul
bola. Pada waktu memukul bolalengan harus tetap lurus agar bola dapat dipukul
dengan ketinggian yangmemadai, sehingga bisa melewati net. Selain itu sewaktu
memukul bola,pergelangan tangan tidak boleh kaku sehingga diperoleh pukulan top
spin yangmemungkinkan bola dengan
cepat turun kedalam daerah lapangan lawan.
5.
Mendarat
Gerakan selanjutnya adalah mendarat.
Teknik mendarat yang benar adalahmendarat dengan dua kaki. Teknik mendarat yang
benar akan memperkecil kemungkinan pemain cidera dan memungkinkan pemain untuk
mempersiapkan diri untuk menerima pengembalian bola atau serangan lawan.
Gerakan dalam melakukan jumping service adalah gerakan yang
kompleks sehingga perlu juga diperhatikan latihan dari koordinasi dari
rangkaian gerak jumping
service, sebab tanpa koordinasi gerak yang baik tidak mungkin jumping service berhasil dengan baik servis
adalah sentuhan pertama dengan bola. Pada mulanya servis hanya merupakan
pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan, sesuai dengan kemajuan
permainan, teknik servis saat ini tidak hanya sebagai permulaan permaian, tetapi jika ditinjau dari sudut
taktik sudah merupakan serangan awaluntuk mendapat nilai agar suatu regu
berhasil meraih kemenangan. Hal
terpenting dalam service adalah
mengontrol bola,kecepatan dan perubahan arahnya. Bila service itu salah akan mengakibatkan bola keluar, jadi penting sekali untuk men”serve” bola kedalam daerah lawan tanpa
kekeliruan. Kecepatan dan perubahan
mendadak arah bola akan sangat menguntungkan.
b.
Passing
Menurut M. Yunus (1992 : 79), passing adalah
mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik
tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Passing
menurut M. Yunus (1992:122) adalah pengoperan bola kepada teman sendiri
dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu sebagai langkah awal untuk
menyusun pola serangan kepada regu lawan. Jadi jelaslah bahwa awal sentuhan
bola oleh seorang pemain dalam permainan bola voli, untuk dioperkan kepada
teman seregunya yang biasanya adalah pengumpan untuk selanjutnya dimainkan di
lapangan sendiri yaitu diumpankan pada smasher untuk melakukan serangan
terhadap regu lawan. Berdasar pada macam teknik dasar passing dalam
permainan bola voli, maka teknik passing dibedakan meliputi teknik passing
atas dan teknik passing bawah.
c.
Umpan
(set up)
Menurut M. Yunus (1992 : 101), umpan adalah
menyajikan bola kepada teman dalam satu regu, yang kemudian diharapkan bola
tersebut dapat diserangkan ke daerah lawan dalam bentuk smash.
d.
Smash
Smash adalah pukulan
yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan (M. Yunus, 1992 :
108).
e.
Bendungan
(block)
Block merupakan
benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan (M. Yunus, 1992 :
119).
Berdasar pada berbagai macam teknik dasar permainan
bola voli tersebut, pukulan servis merupakan upaya pukulan bola ke dalam permainan
oleh pemain belakang kanan yang berada di daerah servis. Servis dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Servis
pertama pada set pertama, begitu juga pad aset penentuan dilakukan oleh suatu
regu yang ditentukan dengan undian.
2) Set
yang lainnya akan dimulai oleh regu yang tidak giliran servis pertamapada set
terdahulu.
3) Apabila
regu yang menang dalam permainan (rally) akan berhak mendapatkan angka
dan berhak mendapatkan giliran servis denganmelakukan rotasi letak permainan
bergerak dari posisi kanan depan ke posisi kanan belakang.
4) Wasit
pertama mengijinkan untuk dilakukan servis sesudah dicek bahwakedua regu telah
siap dimainkan dan juga server berada dalam posisi pegang bola.
5) Waktu
melakukan servis bola harus dipukul dengan satu tangan atau salah satu bagian
dari lengan sesudah bola dilambungkan dari tangan.
6) Pada
saat melakukan servis, server tidak boleh terkena lapangan (termasuk garis
akhir) atau lantai di luar batas daerah servis.
7) Server
harus
memukul bola dalam 5 detik sesudah wasit pertama meniuppeluitya untuk dilakukan
servis.
8) Apabila
servis dilakukan sebelum wasit meniup peluit, servis tersebutdibatalkan dan
diulangi lagi.
9) Apabila
sesudah bola dilambungkan atau terlepas, server membiarkan jatuh di
lapangan tanpa tersentuh bola tersebut, itu sebagai satu persiapanservis.
10) Sesudah
satu kali dilakukan persiapan servis, wasit memberikan hak kembali dilakukan
servis tanpa menunda waktu, dan server harus melakukan selama tiga detik
berikutnya.
11) Hanya
satu kali persiapan servis yang diperkenankan untuk setiap melaksanakan servis.
12) Pemain
dari regu yang melaksanakan servis tidak boleh menghalangi,melalui pentabiran
(menutupi pandangan) dari pandangan server atau arahdatangnya bola.
13) Merupakan
kesalahan servis apabila :
a. Kesalahan
posisi servis (salah rotasi)
b. Servis
tidak dilakukan secara benar (tidak berada di daerah servis)
c. Pelanggaran
peraturan tentang persiapan servis
14) Merupakan
kesalahan servis setelah bola dipukul apabila :
a. Bola
disentuh pemain sendiri ketika dilakukan servis atau gagal melewati bidang
tegak lurus dari net
b. Bola
keluar
c. Terlintas di atas pentabiran perorangan atau
berkelompok
15) Bila
server salah servis dan lawan salah posisi adalah kesalahan servis dikenakan
sangsi.
16) Jika
pelaksanaan servis benar, tetapi setelah kemudian servis tersebut menjadi salah
(keluar dan sebagainya) kesalahan posisi tersebut yang diutamakan dan adalah
dikenakan sangsi.
2. Kelentukan
Togok Belakang
Kelentukan atau daya lentur (flexibility) adalah
evektivitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan
penguluran tubuh yang luas (Sajoto,1995:9). Jadi kelentukan adalah kemampuan
untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Kelentukan togok dalam
penelitian ini adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi
terutama sendi-sendi dalam kolumna vertebralis, dimana sangat
berguna dalam melakukan roll depan.
Kelentukan
adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh pada bidang
sendi yang luas. Kelentukan
dipengaruhi oleh elastisitas sendi dan elastisitas otot-otot serta dinyatakan dalam satuan derajat (º). Harsono (1988:163)
menyatakan bahwa lentuk
tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi- sendinya. Jadi kelentukan adalah kemampuan untuk
melakukan gerakan dalam ruang gerak
sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas tidaknya otot-otot, tendon, dan
ligamen. Sedangkan William (1990:87) menyatakan bahwa kelentukan sangat berguna
sekali dalam tindakan
preventif mengatasi cidera dan perbaikan postur yang buruk. Harsono (1988:163) menyatakan berdasar hasil-hasil penelitian
menyatakan bahwa perbaikan
dalam kelentukan akan dapat:
1.
Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera-cedera otot dan sendi;
2.
Membantu dalam mengembangkan
kecepatan, koordinasi,
dan kelincahan;
3.
Membantu memperkembangkan prestasi;
4.
Menghemat pengeluaran tenaga
(efisien) pada waktu melakukan gerakan- gerakan; dan
5.
Membantu memperbaiki sikap tubuh.
Harsono
(1988:163) memberikan definisi sebagai berikut "Kelentukan adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas tidaknya
otot-otot, tendo dan ligament.
Istilah
fleksibilitas dalam bidang keolahragaan yang merupakan penyaluran istilah dari
bahasa Inggris yaitu "fleksibility", menurut beberapa referensi
keolahragaan Indonesia fleksibility disama artikan dengan kelentukan. Oleh
karena itu terdapat kesamaan pengertian istilah antara infleksibilitas dengan
kelentukan, sehingga di dalam kajian perilaku motorik dapat dipergunakan
istilah fleksibilitas untuk menyatakan kelentukan.
Pada
dasarnya semua cabang olahraga membutuhkan unsur kelentukan (fleksibilitas),
karena kelentukan menunjukkan kualitas yang memungkinkan suatu segmen bergerak
semaksimal menurut kemungkinan gerak. Kemungkinan kualitas otot-otot itu atau
sekelompok otot untuk memanjang dan memendek dalam memanfaatkan sendi-sendi
secara maksimal. Kelentukan biasanya mengacu pada ruang gerak sendi atau
sendi-sendi tubuh.
Lentuk
tidaknya seseorang juga ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak
sendi-sendinya, kelentukan juga ditentukan oleh elastis atau lentur tidaknya
otot-otot, tendo dan ligamen, jadi kelentukan adalah kemungkinan gerak pada
daerah gerak persendian atau golongan persendian. Meski hal ini dipengaruhi
oleh bentuk tulang yang membentuk persendian, faktor yang paling besar
pengaruhnya pada kelentukan adalah kemampuan otot di sekitar persendian
tersebut untuk merenggang seoptimal mungkin. Kelentukan dapat dilatih setiap
hari berupa latihan-latihan peregangan. Dengan latihan tersebut meskipun hanya
dalam waktu yang tidak lama, dapat membantu untuk :
a.
Mencegah cedera
b.
Memperbaiki efesiensi biomekanis
c.
Menaikkan kemampuan otot yang
memanjang
d.
Memperbaiki koordinasi antara golongan otot
e.
Memperbaiki relaksasi otot
f.
Mengurangi kekuatan otot setelah bergerak
g.
Mengadakan kemungkinan terjadinya
keterbatasan gerak karena membesarnya otot
Penelitian-penelitian yang
telah dilakukan ternyata makin lentuk seseorang atlet pada umumnya dapat
memberikan penampilan yang lebih baik dalam melakukan olahraganya. Sebaliknya
kelentukan yang sangat terbatas menyebabkan gerakan yang terbatas pula, dan
mengakibatkan mudahnya terjadi cedera pada otot-otot, kelentukan dapat
bertambah baik dengan mengurangi ketegangan otot, dengan menggunakan kekuatan
yang terkontrol untuk menambah daerah gerak. Faktor yang mempengaruhi
kelentukan (fleksibility). Mahendra (2001:80) mengemukakan beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kelentukan (fleksibility) seseorang diantaranya adalah umur, panas, latihan olahraga, pemanasan (warning up), dan jenis kelamin.
Jadi
perlu ditekankan bahwa apabila melakukan latihan kelentukan dengan teratur. Menurut hasil penelitian mempunyai beberapa keuntungan-keuntungan
antara lain :
a.
Mengurangi kemungkinan terjadinya
cedera-cedera pada otot dan sendi
b. Membantu dalam mengembangkan kecepatan
koordinasi dan kelincahan
c.
Membantu berkembangnya prestasi olahraga
d. Menghemat
pengeluaran tenaga pada waktu melakukan gerakan-gerakan
e.
Membantu memperbaiki sikap tubuh
Noer, dkk (1993:52) mengemukakan bahwa
kelentukan adalah kemampuan persendian dalam melaksanakan gerak yang
seluas-luasnya. Sedangkan menurut Sajoto (1988:58) bahwa kelentukan adalah
keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya untuk melakukan segala aktifitas
tubuh dengan penguluran seluas-luasnya terutama otot-otot ligamen. Ligamen
di sekitar kelentukan sangat penting di dalam kegiatan gerak olahraga karena
apabila seseorang mengalami gerak yang kurang luas pada persendiannya dapat
mengganggu gerakan atau mudah menimbulkan cedera.
3. Daya
Ledak Lengan
Daya ledak merupakan komponen biomotorik. Daya ledak
adalah kemampuan otot untuk menggerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang
sangat cepat (Juliantine, dkk., 2007). Daya ledak sering disebut eksplosif atau
daya otot. Menurut Sajoto (1995) daya otot (muscular power) adalah
kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam
waktu yang sependek-pendeknya. Daya ledak sangat penting untuk cabang-cabang
olahraga yang memerlukan eksplosif, seperti lari sprint, nomor-nomor lempar
dalam atletik, atau cabang-cabang olahraga yang gerakannya didominasi oleh
meloncat, dalam olahraga voli dan juga pada bulutangkis serta olahraga
sejenisnya.
Otot yang kuat otot yang mempunyai daya ledak yang
besar, sebaliknya otot yang mempunyai daya ledak yang besar hampir dapat
dipastikan mempunyai nilai kekuatan yang besar (Boosey, 1980). Daya ledak ialah
kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan
kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh (Suharno, 1993).
Daya ledak merupakan hasil dari kekuatan maksimum
dan kecepatan maksimum (Bompa,1999, Bosco, dan Gustafson, 1983). Daya ledak
adalah kemampuan seseorang mengatasi tahanan dengan kecepatan yang tinggi dalam
gerak yang utuh (Harre, 1982). Bosco dan Gustafson (1983) menyatakan bahwa,
daya ledak adalah kemampuan melakukan gerakan secepat mungkin dengan kekuatan
maksimum.
Jensen (1983) menyatakan bahwa daya ledak merupakan
komponen yang penting untuk melakukan aktivitas yang berat seperti meloncat,
melempar, memukul dan sebagainya. Bompa (1999), daya ledak merupakan hasil dari
kekuatan dalam waktu yang singkat. Menurut Bucher (Harsono, 1988) dikatakan
bahwa seorang individu yang mempunyai power adalah orang yang memiliki (a)
derajat kekuatan otot yang tinggi, (b) derajat kecepatan yang tinggi, dan (c)
derajat yang tinggi dalam keterampilan menggabungkan kecepatan dan kekuatan
otot.
Menurut Suharno (1993), beberapa faktor yang
menentukan daya ledak otot adalah: 1) banyak sedikitnya fibril otot
putih dalam tubuh atlet, 2) tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot
(ATP), 3) kekuatan dan kecepatan, 4) waktu rangsangan dibatasi secara konkrit
lamanya, 5) Koordinasi gerakan yang harmonis.
Jenis daya ledak Bompa (1999) membagi daya ledak
berdasarkan gerakan olahraga yang dilakukan yaitu:
a. Daya
ledak asiklik, biasanya dilakukan pada olahraga yang gerakannya tidak sama.
Contoh olahraga atletik, lompat, lempar. Pada olahraga permainan bolavoli,
sepakbola, bola basket, bulutangkis dll.
b. Daya
ledak siklik, ini biasanya digunakan pada olahraga yang gerakannya sama dan
berulang-ulang. Contoh pada olahraga lari cepat, berenang, balap sepeda, dan
olahraga yang memerlukan kecepatantinggi.
Nossek
(1982) membagi daya ledak menjadi dua bagian berdasarkan aktivitas yang
dilakukan yaitu:
a.
Kekuatan eksplosif ini diterapkan untuk
mengatasi atau menanggulangi perlawanan yang lebih rendah dari pada perlawanan
yang maksimum, tetapi dengan kekuatan akselarasi maksimum.
b.
Kekuatan Kecepatan, ini dilakukan melawan
perlawanan dengan akselarasi di bawah maksimum.
Penggunaan tenaga oleh otot atau sekelompok otot
secara eksplosif berlangsung dalam kondisi dinamis. Ini terjadi pada
melemparkan benda, pemindahan tempat sebagian atau seluruh tubuh, dan
sebagainya hal ini untuk gerakan tunggal atau satu pengulangan. Kekuatan
maksimum dan eksplosif atau perkembangan kekuatan kecepatan hendaknya dilatih
sejajar (Nossek,1982).
Faktor yang mempengaruhi daya ledak otot lengan bila
dilihat lebih mendalam potensi daya ledak seseorang dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor ekternal (Berger, 1982) dalam Luh Putu Tuti Ariani (2011).
a.
Faktor
internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam tubuh atlet sendiri diantaranya: jenis kelamin, berat badan, panjang
anggota gerak atas, kebugaran fisik, umur, menunjukkan tingkat kematangan yang
dikaitkan dengan pengalaman. Perbedaan dan penambahan umur sangat menentukan
kekuatan otot, selain itu dimensi anatomis dan diameter otot (Astrand, 1986).
Tenaga mencapai puncak pada umur 20 tahun (Sharkey, 2003). Adapun beberapa
faktor internal yaitu:
1. Jenis
Kelamin.
Secara biologis laki-laki dan wanita akan berbeda
kekuatan dan kecepatan karena adanya hormone testosterone pada laki-laki dan
wanita. Perbedaan terjadi sangat mencolok setelah mengalami pubertas karena
adanya perbedaan proporsi dan besar otot dalam tubuh. Pada umur 18 tahun ke
atas laki-laki mempunyai kekuatan dua kali lebih besar daripada wanita (Powers
dan Howleys 2004).
2. Berat Badan
Berat badan menentukan penampilan. Persen lemak
adalah presentasi keseluruhan berat badan yang berlemak. Berat badan seseorang
menyebabkan pembesaran massa otot dan juga akan meningkatkan kekuatan. Makin
tebal otot makin kuat otot tersebut. Sehingga tebal otot mempengaruhi berat
badan. Kekuatan otot erat kaitannya dengan berat badan. Semakin berat badan
seseorang karena otot makin tebal maka kekuatan akan bertambah. Tetapi otot
kuat belum menjamin akan mempunyai daya ledak tinggi tetapi dengan memiliki
otot kuat merupakan modal utama untuk dapat meraih daya ledak yang tinggi.
3. Tinggi badan
Tinggi badan adalah jarak dari alas kaki sampai
titik tertinggi pada posisi kepala dalam posisi berdiri. Tinggi badan yang
lebih tinggi dapat menpengaruhi pertumbuhan organ tubuh lainnya yaitu panjang
lengan dan panjang tungkai (Hadi, 2005) dalam Luh Putu Tuti Ariani (2011).
4. Kesegaran
jasmani
Kesegaran jasmani seseorang, merupakan salah satu
parameter dalam memeberikan pembebanan pelatihan, karena tingkat kesegaran
jasmani yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan sehingga tidak dapat
melakukan pelatihan secara maksimal. Semakin baik kapasitas aerobik sesorang
akan makin baik pula kebugaran fisiknya (Soekarman, 1986). Kebugaran fisik
dapat diukur melalui lari 2,4 km diukur menggunakan stopwatch, yang dinyatakan
dalam waktu tempuh, satuan menit dengan ketelitian 0,01 menit. Penilaian
kebugaran fisik berdasarkan umur dan jenis kelamin dalam tabel (Sajoto, 2002).
b.
Faktor
Eksternal
1.
Suhu lingkungan
Suhu lingkungan yang panas akan berpengaruh terhadap
aktivitas kerja otot karena akan mempercepat terjadinya pengeluaran keringat.
Sebagaian dari volume darah akan dibawa kekulit untuk mengkompessasi kelebihan
panas. Hal ini berarti bahwa telah terjadi kekurangan kerja otot didalam
melakukan pelatihan. Begitu juga sebaliknya, pada suhu lingkungan yang dingin
tubuh akan bereaksi untuk mengimbangi kosentrasi panas tubuh dengan reaksi
menggigil, gerakan mengigil memerlukan energi tambahan (Manuaba, 1983).
2.
Kelembaban relatif
Kelembaban relatif menentukan proses pelatihan
karena perbandingan udara basah dan kering sangat menentukan kenyamana dalm
pelatihan. Apabila kelembaban udara cukup tinggi atau diatas 90%, maka akan
sangat mempengaruhi kesanggupan pengeluaran panas tubuh akibat aktivitas
pelatihan melalui evaporasi. Apabila kelembaban udara dibawah 80%,maka akan
mempengaruhi keseimbangan panas tubuh,metabolism meningkat akibat aktivitas
tubuh untuk mengimbangi suhu dingin sehingga tubuh mengeluarkan energi yang
lebih besar untuk menyesuaikan suhu tubuh dan suhu lingkungan. Kelembaban
relatif Indonesia berkisar antara 70-80% (Manuaba, 1983).
I.
Metode Penelitian
1.
Populasi dan Sampel
a.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu
yang menjadi objek penelitian. Menurut Mardalis (1989: 53) bahwa: Populasi
adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel, pada kenyataannya
populasi itu adalah sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat tertentu
yang berkaitan dengan masalah penelitian. Kasus-kasus tersebut dapat berupa orang, barang, hewan, hal atau peristiwa. Sekiranya
populasi terlalu banyak jumlahnya, maka biasanya diadakan sampling untuk menentukan apakah sampel itu dapat mewakili
populasi, diperlukan perhitungan statistik agar dapat memberi petunjuk mengenai
penyimpangan sampel dari populasi sekaligus dapat memberi kepastian mengenai
tingkat kepercayaan yang selanjutnya dipergunakan untuk menilai data yang
terdapat dari sampel.
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa yang
berada di club bola voli SMA Negeri 1
Torue. Adapun jumlah populasinya sebanyak 18 orang.
b.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 130).
Selanjutnya Arikunto (2006: 131)
menyatakan bahwa untuk sekedar ancar-ancar apabila subyek kurang dari 100 lebih
baik diambil semuanya sehingga penelitiannya berupa penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar atau lebih dari 100, dapat diambil 10
– 15% atau 20 – 25% atau lebih.Tergantung
setidak-tidaknya dari (a) kemampuan peneliti dilihat dari
waktu, tenaga, dan dana, (b) sempit luasnya pengamatan dari setiap subyek,
karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, (c) besar kecilnya risiko
yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya
besar tentu saja jika sampelnya besar, hasilnya akan lebih baik. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling atau secara
acak ini peneliti mengadakan undian atau lotere dengan menuliskan nomor urut
siswa setelah nomor tertulis kemudian diundi yang menjadi sampel untuk mewakili
populasi.
Mengacu pada pendapat diatas,
dan selanjutnya mengingat jumlah populasi yang kurang dari 100
orang, maka peneliti mengambil sampel sebanyak 18 orang dengan
teknik total sampling atau keseluruhan dari jumlah populasi.
2.
Rancangan Penelitian
Desain penelitian atau
rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional.
Secara sederhana rancangan penelitian digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Rancangan Penelitian
Sumber
: Nirwana (1994: 6)
Keterangan :
X1 = Kelentukan
togok belakang
X2 =
Daya ledak lengan
Y = Jumping
service
3.
Instrumen Penelitian
Alat
yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Standing
trunk fleksiometer, bola basket
atau medicine bool, bola voli, tali rafia, formulis tes dan alat tulis.
4.
Teknik Pengambilan Data
a.
Tes Kelentukan
Togok
1)
Tujuan : Untuk
mengukur kelentukan togok
2)
Alat dan Perlengkapan :
Standing trunk fleksiometer (kotak pengukur kelentukan), formulir tes dan alat tulis.
Pelaksanaan
tes :
i.
Siswa berdiri diatas alat standing
trunk fleksiometer dengan kedua kaki rapat, ujung jari kaki tidak melewati tepi
kotak. Kedua ibu jari tangan saling berkaitan satu sama lain sedangkan kedua
lutut harus lurus.
ii.
Selanjutnya togok dibungkukkan
pelan-pelan kebawah dan kedua tangan berusaha mencapai skala serendah mungkin.
Sikap ini dipertahankan selama 3 detik.
iii.
Siswa diberikan kesempatan melakukan
test sebanyak 3 kali berturut-turut.
iv.
Penilaian: Hasil yang dicatat adalah angka skala yang
dicapai oleh ujung jari siswa pada saat pengukuran, dan yang diambil adalah hasil yang terbaik dari 3
kali melakukan tes.
b.
Tes Daya Ledak
Lengan.
1) Tujuan :
Untuk mengukur daya ledak atau power
lengan.
2) Alat : Meteran,
bola basket atau medicine bool,
lantai datar, formulir tes dan alat tulis.
3) Pelaksanaan tes :
i.
Testee dalam
posisi duduk, bersandar pada kursi dengan punggung rapat pada sandaran kursi.
Sebagai pengaman agar pundak tidak terdorong ke depan dada dapat diikat pada
kursi.
ii. Dengan memegang
bola di depan dada, siku sejajar dengan pundak dan siap untuk menolak bola ke
depan.
iii.
Selanjutnya
dengan aba-aba “Ya” testee melakukan
gerakan tolakan bola ke depan sejauh mungkin.
iv.
Jauh lemparan
bola yang benar menjadi nilai kemampuan daya ledak lengan.
4) Penilaian :
Testee diberikan kesempatan melakukan 2 kali pengulangan. Nilai terjauh dari
hasil lemparan yang diambil mengawali nilai testee.
c.
Jumping Service
Instrument
yang digunakan untuk mengukur kemampuan service dalam permainan bolavoli yakni
untuk tes jumping service adalah instrument test
service permainan bola voli putra laveage
(sutanto rihartin, 2007: 40).
Adapun
langkah-langkah pelaksanaan test jumping
service adalah sebagai berikut:
i.
Setiap anak
dipanggil satu-persatu sesuai dengan daftar nama yang tersedia,
ii.
Testee (orang
yang dites) melakukan jump service sebanyak 10 kali,
iii.
Kesalahan dalam
melakukan service sesuai dengan peraturan nilainya 0,
iv.
Nilai akhir dari
teste adalah jumlah nilai yang diperoleh 10 kalipelaksanaan service, dan
v.
Apabila bola
mengenai garis, maka yang dihitung adalah nilai yangterbesar.
Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar daerah sasaran test service dari laveage:
Gambar. 7. Daerah sasaran service dari laveage
Keterangan
:
-
x : daerah
service
-
4 , 0. 3. 5. 2.
10 : point service
-
A , B , C , D ,
E , F : kotak sasaran service
1.
Alat dan
perlengkapan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Bola voli putra, lapangan bola voli,
meteren, net, kapur putih, dan alat-alat tulis.
2.
Pelaksanaan tes
adalah
-
Service
dilakukan dibelakang garis belakang lapangan.
-
Jumping service dilakukan 10 kali
kesempatan secara berturut-turut
3. Penilain
: hasil tes dari 10 kali melakukan jumping
service dijumlahkan Sebagai hasil akhir tes jumping service ini sebagai data penelitian.
5. Analisis
Data
Analisis data adalah cara atau
langkah-langkah yang dipergunakan untuk menganalisa data atau
mengolah hasil penelitian. Analisa data ini mempunyai peranan penting sekali di
dalam mengadakan suatu penelitian untuk mengolah data yang diperoleh dengan
disesuaikan atau keadaan dan hipotesa yang telah disajikan. Mengingat jenis
data dalam penelitian tersebut adalah berbeda, dan sifat penelitiannya
korelasi, maka analisis data yang digunakan dengan cara mengkorelasikan hasil
tes dari variabel yang berupa kelentukan togok belakang, daya ledak lengan
dan variabel jumping service
pada club bola voli SMA Negeri 1 Torue.
DAFTAR PUSTAKA
Agus
Margono, 1995 , Permainan Besar Bola Voli, Jakarta : Depdikbud, Balai Pustaka.
Arikunto Suharsini, 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
A.Sarumpet ,dkk .1992.Permainan
Besar .Padang : depdikbud
Astrand,
P.D.,Rodahl, K, 1986. Texbook of Work Physiological Basic of Exercise.
New York: Mc.Graw Hill Brooks Company.
Beutelstahl,
Dieter, 1986, Belajar Bermain Bola Volley, Bandung, Pioneer.
Boosey,
D. 1980. The Jump Conditioning and Technical Trainning. Beatrice Avenal:
Beatrice Publising Ltd.
Bompa, T.
O. 1999. Periodization: Theory and Methodology of Training, 4th Edition. Kendall/Hunt: Publishing Company.
Harsono,
1988. Coaching dan aspek-aspek psikologi
dalam coaching. Jakarta Dirjen.
Harre, D.
1982. Principle of Sport Training. Berlin: Sportverlag.
Juliantine,
T., Yudiana, W., Subarjah, H .2007. Teori Latihan. Bandung. Fakultas
Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan. UPI.
Jensen,
C. R., Fisher. 1983. Scientific Basis.
Luh Putu
Tuti Ariani. 2011.
Pengaruh latihan menarik katrol dengan beban 5 kg. Universitas Negeri Singaraja
Mahendra, Agus. 2001. Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
M.
Maryanto dkk, 1995, Teknik Dasar Permainan Bola Voli, Jakarta : Depdikbud
Mardalis, 1989. Metode
penelitian (Suatu pendekatan proposal). PT Bina Aksara, jakarta.
Manuaba,
I. B. A. 1983. Aspek Ergonomi dalam Perencanaan Komplek Olahraga dan Rekreasi. Naskah lengkap Panel Diskusi Rencana Induk Gelora
Jakarta: 21 September 1983
Nuril Ahmadi. 2007.Panduan Olahraga
Bola voli.Surakarta : Era PustakaUmumSuharsimi
Nirwana, S.T.S. 1994. Analisis regresi dan korelasi. Bandung:FMIPA Universitas
Padjajaran.
Noer, dkk, 1993. Kepelatihan Dasar. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Nossek,
J. 1982. General Teori Of Training, (Terjemahan M. Furqon H). Surakarta: Sebelas Maret University Perss.
Powers,
S. K., Howley, E. T. 2004. Exercise Pysiology, Theory and Application to fitness and Performance. 5th Edition. New York: Mc. Graw Hill Companies. Inc.
Riduwan,
2003. Dasar-dasar Atletik. Bandung :
Alfabeta.
Sajoto, M. 1988. Pembinaan
kondisi fisik dalam bidang olahraga. Jakarta Depdikbud, Dirjen Dekti.
Sharkey,
B. J. 2003. Kebugaran & Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suharno,
HP. 1993. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung. PT. Karya Ilmu.
Soekarman.
1986. Energi dan Sistem energi Predominan Pada Olahraga. Pusat Ilmu
Olahraga: Jakarta. Koni Pusat.
Usman, H. B,dkk. 2005. Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah Edisi Kedua. Palu: FKIP Universitas Tadulako
William & Michael, 1984. Life the fitness and wellness second
edition. Dubuque-woc. C Brown
publishers.
Yunus,
M., 1992, Olahraga Pilihan Bola Voli, Jakarta, Depdikbud, Dirjen Dikti.
bahas masalah tentang perkembangan olahraga saat ini dong bang...?
BalasHapusnice brooo
BalasHapusMantap ni blognya,....
BalasHapusboleh nih bro minta soft copy nya,,,sama banget sama judul skripsi ane,,,
BalasHapus:)
ga ada nama penelitinya siapa? dan tahun berapa? info nya kurang lengkap?
BalasHapus